Rabu, 12 April 2017
Selasa, 11 April 2017
Laporan Hasil Observasi di Sekolah Dasar
LAPORAN HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH DASAR
Kali ini saya akan posting laporan hasil observasi kelompok saya yang dilakukan di sekolah dasar.
Anggota
kelompok 3
·
Ramadani Barus
(16-007)
·
Wulan Azizah
(16-012)
·
Hani Nur
Yulianti (16-019)
·
Putri Ayuni
(16-035)
·
Neforius Halawa
(16-059)
·
Franisa M
Ketaren (16-060)
·
Glory Sepsi
Sinaga (16-078)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
observasi ini dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
yang telah bersedia untuk memberikan tugas observasi ini serta membimbing kami
didalam pelaksanaannya. Adapun tugas observasi ini sangatlah bermanfaat bagi
kami untuk menambah pengetahuan serta mengaplikasikan ilmu kami ke praktek yang
sesungguhnya.
Tugas observasi ini kami lakukan dalam rangka untuk
memenuhi persyaratan dalam mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan dan untuk
memenuhi persyaratan nilai tugas serta menambah pengalaman maupun
pengetahuan kami.
Kami selaku penulis laporan hasil observasi ini menyadari
akan ketidaksempurnaan dari penulisan hasil observasi kami. Oleh sebab itu kami
ingin meminta maaf kepada dosen pengampu maupun pembaca sekalian. Apabila ada
kesalahan kami mohon atas saran dari pembaca untuk memperbaiki serta menambah
pengetahuan kami.
KELAS I REGULER
GURU PEMBIMBING : Pria, berusia 52 tahun
JUMLAH MURID : Murid 22 ( 16 laki-laki dan 6 perempuan)
OBSERVASI DILAKUKAN PADA HARI JUMAT
TANGGAL 31 MARET 2017
RUANGAN KELAS I REGULER SD AL AZHAR
·
Suasana kelas nyaman
dengan berbagai gambar hewan dan kerajinan lainnya pada dinding.
·
Sekeliling kelas
ditempel tugas dan hasil karya yang telah murid buat.
·
Di pojok ruang kelas
disediakan tempat untuk sandal dan alat sholat seperti mukenah dan sajadah
untuk murid.
PROSES PEMBELAJARAN
·
Pembelajaran berpola
teacher-centered yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. tetapi murid aktif
merespon ketika guru meminta respon mereka.
·
Guru sebelumnya telah
membuat perencanaan dalam pengajaran dan menguasai bahan ajaranya.
·
Guru dapat mengontrol
ketika kelas tidak kondusif dengan cara menegur murid dan menugaskan murid
untuk membaca buku mereka dengan lantang ddidepan kelas.
·
Guru menegur murid yang
sedang melakukan hal diluar belajar (memukul meja)
·
Murid diajarkan untuk
menjaga kebersihan kelas dengan cara membuang sampah pada tempat sampah di
pojok ruangan kelas.
·
Guru menjelaskan
pelajaran dengan baik dan memberikan contoh dan mempraktikkan bahan ajaran agar
murid diastikan paham dengan bahan
ajaran.
·
Guru sesekali
memberikan pertanyaan yang membuat murid tertarik dan penasaran dengan
jawabannya.
·
Guru memberikan murid
kesempatan untuk menjawab dan murid yang ingin menjawab diharuskan untuk
mengangkat tangan dan berdiri ketika menjawab.
·
Ketika murid merasa
tidak nyaman dan merasa terganggu oleh temannya, murid segera melaporkan hal
tersebut pada guru. meembuktikan bahwa murid memiliki minat yang tinggi
terhadap bahan ajaran dan proses belajar.
·
Murid secara bergantian
aktif merespon dan memberikan pertanyaan.
·
Ada beberapa anak dalam
proses belajar cenderung bergerak dan aktif (berdiri). Tetapi pengajar tidak
melarang hal tersebut selama kodisi kelas masih kondusif.
·
Murid laki-laki lebih aktif memberikan respon dari
pada murid perempuan.
·
Pada akhir jam
pelajaran guru memberikan tugas (pekerjaan rumah) agar murid mengulang kembali
pelajaran dirumah mereka.
KELAS IV PLUS
GURU PEMBIMBING : IBU
WAGINI,AMD
JUMLAH MURID :
15 MURID
(
6 Orang laki laki dan 9 orang perempuan)
NAMA-NAMA MURID :
1)Aditya 6)Hanifah 11)Rahel
2)Hafiza 7)Jihan 12)Rizqa
3)Alif 8)Aryanda 13)Sella
4)Carissa 9)Reiga 14)Shifa
5)Fikri 10)Nazla 15)syakia
RUANGAN
KELAS IV PLUS AL AZHAR
·
Terdapat foto presiden
dan wakil presiden serta gambar burung garuda yang berisikan lima pancasila di
atas papan tulis
·
Terdapat globe dan
bendera merah putih ,terdapat banyak gambar pahlawan ,rumah adat istiadat di
Indonesia, alat music tradisional dan ada sebuah lukisan berupa ayat dari
alqurann
·
Terdapat juga seperti
hasil karya murid murid yang ada dilakukan secara berkelompok atau individu
seperti daur hidup hewan dan hasil kreasi mereka berupa foto mereka ketika
kecil yang menghiasi dinding kelas
·
Dan ada hasil karya
berup hasil alam Indonesi,gambar gambar atlet atlet Indonesia serta gambar berup hasil karya seperti rempah
rempah yang begitu unik serta fortofolio mereka
PROSES PEMBELAJARAN
Ø Ibu
guru bertanya tentang pelajaran hari hari sebelumnya dan murid-murid mampu
menjawab dengan semangat (mengenai daur ulang kupu kupu dan kucing)
Ø ketika
guru bertanya, murid-murid sudah
terbiasa mengangkat tangan an menjwab dan sangat berani walaupun jawaban mereka
salah
Ø murid
murid belajar dengan kondusif
Ø sebelum
memulai bab selanjutnya yang akan dibahas ,ibu guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dari bab tersebut
Ø murid
murid kelas IV sudah bisa menjelaskan apa yang tampak pada buku meskipun yang
terlihat hanya sebatas gambar
Ø guru
mengajar sesekali dengan candaan yang membuat murid muridnya tertawa dalam
artian murid murid sudah bisa menanggapi dengan baik
Ø ketika
membaca sebuah kisah atau cerita yang berjudul “penari gandrung dari
banyuwangi” yang membaca adalah
salah satu siswa dan yang lain menyimak dengan baik ( hal ini dapat diliihat
ketika ibu guru menyuruh salah satu murid untuk menyambungkan atau membaca
lanjutan cerita dan si murid yang tadi membaca berhenti)
Ø ibu
guru bertanya mengenai kesimpulan , murid-murid mampu menjelaskan
Ø kemudian
ibu guru memberikan latihan mengenai cerita tersebut,dan murid murid
mengerjakan latihan dengan kondusif di bawah pengawasa guru
Ø murid
murid mengerjakan latihan dengan kondusif
Ø ibu
guru mengawasi,memeriksa murid murid dalam mengerjakan latihan bahkan dalam hal
tulisan sekalipun
Ø guru
memberikan waktu 10 menit untuk mengerjakan tugas,namu belua ada satupun murid
yang selesai mengerjakan tugas tersebut
Ø pada
5 menit pengerjaan tugas,kelas masih kondusif namun perlahan lahan ada beberapa
murid murid berdiskusi
Ø kemudian
salah satu murid membacakan hasil tugasnya ,dan guru mengoreksi mana yang salah
dan mengajarkannya kembali pada murid (menjelaskan bagaimana seharusnya sikap
dan ketrampilan seorang penari dan apa perbedaan sikap dan ketrampilan itu)
Ø ibu
guru pun mengumpulkan latihan dan memperbaiki jawaban yang kurang pas
Ø ketika
ada seorang murid yang disuruh ole ibu guru ,masih ada yang ragu dn malu malu
bahkan menolak
Ø mereka
juga diajari membuat tanggal hari tersebut di buku catatan didalam bahasa
inggris (hal ini terlihat dari buku murid murid yang kompak membuat tanggal
dalam bahasa inggris)
Ø terkadang
masih ada murid yang mengadu ketika temanya, yang melakukan kejahilan
Ø ketka
dalam pelajaran “puisi”dan guru menyuruh murid membaca ,murid murid tidak ada
yang berani maju
Ø jika
ada kata kata yang sulit (dalam
pelajaran bahasa Indonesia) ibu guru menyurh murid untuk membuka kamus
Ø sang
guru benar benar memperhatikan murid muridnya derngan sangat baik
KELAS V REGULER
GURU PEMBIMBING : wanita, berusia 26
tahun
JUMLAH MURID : 21 Murid (10 laki-laki
dan 11 perempuan)
OBSERVASI DILAKUKAN PADA HARI JUMAT
TANGGAL 31 MARET 2017
RUANGAN KELAS V REGULER SD AL AZHAR
·
Suasana kelas nyaman
dengan nuansa abu-abu dan gorden berwarna hijau.
·
Sekeliling kelas
ditempel tugas dan hasil karya yang telah murid buat.
·
Di pojok ruang kelas
disediakan tempat untuk sandal dan alat sholat seperti mukenah dan sajadah
untuk murid.
PROSES PEMBELAJARAN
·
Pembelajaran berpola
teacher-centered yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru.
·
Guru sebelumnya telah
membuat perencanaan dalam pengajaran.
·
Guru dapat mengontrol
ketika kelas tidak kondusif dengan cara menegur murid.
·
Guru dapat menenangkan
murid yang berebut saat bertanya dengan cara membuat urutan.
·
Jika ada hal yang tidak
jelas, guru mengulangi dengan menanyakan apa yang ingin murid tanyakan
sebelumnya.
·
Guru menegur murid yang
sedang melakukan hal diluar belajar (menggunting kertas)
·
Murid diajarkan untuk
menjaga kebersihan kelas dengan cara membuang sampah pada tempat sampah di
pojok ruangan kelas.
·
Guru menjelaskan
pelajaran dengan baik dan memberikan contoh agara murid lebih paham.
·
Guru sesekali
memberikan pertanyaan yang membuat murid tertarik dan penasaran dengan
jawabannya.
·
Guru memberikan murid
kesempatan untuk menjawab dan murid yang ingin menjawab diharuskan untuk
mengangkat tangan dan berdiri ketika menjawab.
·
Guru menegur murid yang
tidak berpakaian lengkap dan rapi.
KESIMPULAN
Dari
hasil penelitian proses pembelajaran yang spesifik di SD AL AZHAR.dapat
disimpulkan bahwasanya pembelajarannya menggunakan prinsip teacher-centered
dimana guru yang mengatur dan memegang kendali dalam proses belajar mengajar.
Meski begitu, murid yang aktif dalam hal respon tetap lebih banyak dan sedikit
murid yang pasif saat proses belajar. Dikarenakan guru aktif memberikan
dorongan dan dukungan kepada murid untuk memberikan tanggapan dan memberikan
kesempatan bertanya jika ada yang tidak dimengerti dengan bahan ajaran. Dengan
ruangan kelas yang layak dan nyaman juga terdapat berbagai hiasan dan pajangan
yang dapat memberikan pemahaman tambahan terhadap, sehingga murid murid
memiliki tingkat kognitif yang cukup baik artinya mengikutu pembelajaran dengan
baik,dapat berkreatifitas dengan baik. Meskipun dari beberapa murid masih
kurang dalam hal sikap, namun guru dapat mengarahkan dengan baik sehingga
mempengaruhi sikap dan ketrampilan si murid.
Dapat
diamati juga tingkat intelegensi murid berbeda beda,hal ini dapat dilihat dari
mereka yang cekatan,yang berani menjawab dan bahkan ada yang masih menolak
ketika disuruh. Tak jarang guru juga memberikan pujian ketika murid berani
menyampaikan sesuatu dan berani maju kedepan kelas, hal tersebut memberikan
motivasi bagi murid agar berlomba lomba menjadi aktif didalam kelas.
Pembelajaran
yang berkualitas sangat tergantung pada pengajar pada jenjang sekolah dasar dan
memiliki motivasi tinggi yang membuat peserta didik lebih mudah mencapai target
belajar dan hal ini sudah teraplikasi di SD AL AZHAR.
DESAIN POSTER
TESTIMONI
·
Ramadani Barus
(16-007)
Menurut saya dengan mengopservasi langsung seperti ini
sangan mengesankan dan menyenangkan bagi saya. karna saya merasa lebih
menyenangkan apabila mengopservasi secara langsung dan meneliti dengan langsung
juga, dan mengesankan berjumpa dengan siswa/i yang lucu" dan masih polos,
dan saya juga dapat melatih kesabaran dalam menanggapi tingkah nakal, canda, dan
jenaka mereka, apalagi yang saya observasi adalah siswa/i Sekolah Dasar yang
masih senang dalam bermain.
·
Wulan Azizah
(16-012)
Tugas Observasi ini menurut saya menyenangkan,karena
saya bisa langsung berinteraksi langsung dengan yang ingin diteliti,walaupun
dalam proses nya cukup ada kendala,,tapi itu merupakan pengalaaman dan
pelajaran berharga ,dan dengan adanya observasi ini saya lebih mudah memahami
materi dan tujuannya
·
Hani Nur
Yulianti (16-019)
Menurut saya tugas observasi ini membuat saya mengenal
lebih dalam teman sekelompok yang belum pernah sekelompok dengan saya
sebelumnya dan membuat kami bersabar dan teliti pada prosesnya.
·
Putri Ayuni
(16-035)
Observasi ini adalah observasi yang pertama kali saya
lakukan semenjak menjalani study di Fakultas Psikologi USU dimana berkesempatan
untuk mngobservasi secara langsung siswa(i) yang bersekolah di SD AL AZHAR
MEDAN. hal ini memberikan pengalaman yang berharga. Karena dari teori yang
sudah saya pelajari pada mata kuliah psikologi pendidikan, maka di sinilah saya
benar-benar bisa mengaplikasikan dan mengetahui dengan jelas contoh real dari
teori yang ada. Selain itu, observasi ini sangat berguna untuk mengasah daya
analisa kita terhadap suatu fenomena real dengan berpedoman pada teori yang sudah
ada. Sehingga menurut saya sangat berguna.
·
Neforius Halawa
(16-058)
Observasi ini secara keseluruhan berjalan dengan baik,
walaupun prosesnya agak susah tapi itu tidak menjadi masalah. Kekompakan dan
kerjasamalah yang menjadikan observasi ini bisa berhasil.
·
Franisa M
Ketaren (16-060)
Menurut
saya kegiatan mengobservasi ini sangatlah efektif. karena saya dituntut untuk
mampu meneliti serta memahami secara langsung praktek dari materi perkuliahan
psikologinpendidikan yaitu proses pembelajaran atau proses belajar mengajar.
metode perkuliahan ini membantu saya untuk mendalami materi yang sebelumnya
sedikit membuat saya bingung karena dengan mengobservasi saya bisa
mempraktekkan langsung teori teori yang telah saya pelajari dan menambah
pemahaman saya.
·
Glory Sepsi
Sinaga (16-078)
Menurut Saya observasi ini memberikan pengalaman baru
bagi saya
tadinya saya agak sedikit gugup tapi setelah dijalan
bersama teman teman menjadi pengalaman tersendiri dimana bisa melihat langsung
anak anak sekolah dasar dalam proses pembelajaran
Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di postingan saya selanjutnya ☺
Minggu, 09 April 2017
Testimoni Perkuliahan Psikologi Pendidikan
Testimoni Perkuliahan Psikologi Pendidikan
Nama : Neforius Halawa
NIM : 161301059
Kelas : Psikologi Pendidikan Kelas A
Mengikuti
mata kuliah psikologi pendidikan saya kira seperti mata kuliah yang lain, yaitu akan membuat
presentasi dan akan maju satu persatu untuk memresentasikan hasil dari diskusi
tiap kelompok. Tapi setelah sekian lama ternyata pelaksanaan mata kuliah ini
berbeda. Setelah mempelajari mata kuliah ini kurang lebih setengah semester,
ada banyak hal yang baru saya ketahui, dimulai dari proses belajar, motivasi
dan masih banyak lagi.
Yang
paling berkesan ada tugas mengenai observasi. Kelompok kami melakukan observasi
di salah satu sekolah dasar yang ada di Medan. Walaupun pada awalnya agak ada
sedikit kendala tapi pada akhirnya kami dapat melakukan observasi dengan baik.
pada saat observasi kami bertemu dengan anak-anak SD yang sangat lucu dan suka
bermain dengan kami ketika jam istirahat.
Melalui
mata kuliah ini ada banyak pengetahuan yang mengubah pandangan saya mengenai
orang lain, contohnya mengenai pendidikan multikultural. Pada topik ini kita
diajarkan untuk tetap menghargai setiap perbedaan yang kita miliki. Karena
dengan adanya perbedaan maka itu adalah sebuah keindahan. Pada topik ini juga
diajarkan tentang persamaan derajat. Topik ini memberikan penjelasan tidak
hanya tentang pendidikan multikulturar tetapi juga tentang keberagaman baik itu
pendapat, pandangan dan lain-lain.
Melalui
mata kuliah ini saya juga mengenal pengaplikasian classical conditioning dan
beberapa teori lainnya dalam kehidupan yang sebenarnya sudah saya laukan sejak
dulu, tetapi baru saya ketahui setelah belajar tentang psikologi pendidikan.
Belajar psikolgi pendidikan itu menyenangkan karena kita sebagai manusia tidak
terlepas dari yang namanya belajar.
Sekian
testimoni saya, semoga bagi teman-teman yang membacanya dapat mengambil manfaat
dari testimoni ini. Dan juga jangan lupa melirik postingan saya yang lainnya
ya, Terimakasih.
Sabtu, 08 April 2017
Pendidikan Multikultural
Resume 3 Mata
Kuliah Psikologi Pendidikan
PENDIDIKAN MULTIKULTURAL
Pada
tahun 1963 Presiden John F. Kennedy mengatakan,”perdamaian adalah proses
harian, mingguan, bulanan, dalam opini yang
terus berubah, pelan-pelan menggerus rintangan lama, diam-diam membangun
struktur baru. Ketegangan etnis dan kultural kerap mengancam perdamaian yang
rapuh ini. Pendidikan multikultural diharapka dapat memberikan sumbangan untuk
mewujudkan apa yang diimpikan oleh pimpinan hak-hak sipil Martin Luther King;
sebuah bangsa dimana anak-anak akan dinilai bukan berdasarkan warna kulit,
tetapi berdasarkan kualitas karekternya.
Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang
menghargai perbedaan dan mewadahi beragam perspektif dari berbagai kelompok
kultural. Tujuan penting dari pendidikan multikultural adalah pemerataan
kesempatan bagi semua murid. Ini termasuk mempersemptit gap dalam prestasi
akademik antara murid kelompok utama dengan kelompok minoritas (Bennet, 2003;
Pang, 2001; Schmidt & Mosenthal, 2001).
Pendidikan multikultural muncul dari gerakan hak-hak
sipil pada 1960-an dan gerakan untuk pemerataan kesetaraan dan keadilan sosial
dalam masyarakat untuk wanita serta orang kulit berwarna. Sebagai sebuah
bidang, pendidikan multikultural mencakup isu-isu yang berkaitan dengan stasus sosioekonomi, etnisitas, dan gender.
Karena keadilan sosial adalah salah satu nilai dasar dari bidang ini, maka
reduksi prasangka dan pedagogi ekuitas menjadi komponen utamanya (Banks, 2001).
Reduksi prasangka adalah aktivitas yang dapat diimplementasikan guru di kelas
untuk mengeliminasi pandangan negatif dan stereotip terhadap orang lain.
Pedagogi ekuitas adalah modifikasi proses pengajaran dengan memasukkan materi
dan strategi pembelajaran yang tepat baik itu untuk anak lelaki maupun
perempuan dan umtuk semua kelompok etnis.
Memberdayakan Murid
Istilah
pemberdayaan (empowerment) berarti memberi orang kemampuan intelektual dan
keterampilan memecahkan masalah agar berhasil dan menciptakan dunia yang lebih
adil. Pemberdayaan masih menjadi tema penting pada pendidikan multikultural
dewasa ini (Schmidt, 2001). Menurut pandangan ini, sekolah harus memberi murid
kesempatan untuk belajar tentang pengalaman, perjuangan, dan visi dari berbagai
kelompok kultural dan etnis yang berbeda-beda (Banks, 2001, 2002, 2003).
Harapannya adalah hali ini akan meningkatkan rasa harga diri minoritas,
mengurangi prasangka, dan memberikan
kesempatan pendidikan yang lebih setara.
Sonia Nieto (1992), seorang keturunan Puerto Rico
yang besar di New York City, percaya bahwa pendidikannya membuatnya merasa
latar belakang kulturalnya kelihatan agak buruk. Dia memberikan rekomendasi
sebagai berikut:
1. Kurikulum
sekolah harus jelas antirasis dan antidiskriminasi. Murid haarus bebas
mendiskusikan isu etnis dan diskriminasi.
2. Pendidikan
multikultural harus menjadi bagian dari setiap pendidikan murid. Setiap murid
harus menjadi bilingual dan mempelajari perspektif kultural yang berbeda-beda.
3. Murid
harus dilatih untuk lebih sadar budaya(kultur). Ini berarti mengajak murid untuk
lebih terampil dalam menganalisis kultur
dan lebih menyadari faktor historis, sosial, dan politik yang membentuk
pandangan mereka tentang kultur dan etnis. Harapannya adalah agar kajian kritis
itu akan memotivasi murid untuk mengupayakan keadilan politik dan ekonomi.
Pengajaran yang relevan
Pengajaran
yang relevan secara struktural adalah aspek penting daari pendidikan
multikultural (Gay, 2000; Irvine & Armento, 2001). Pengajaran ini
dimaksudkan untuk menjalin hubungan dengan latar belakang kultural dari pelajar
(Pang, 2001).
Para pakar pendidikan multikultural percaya bahwa
guru yang baik akan mengetahui dan mengintegrasikan pengajaran yang relevan
secara kultural ke dalam kurikulum karena akan membuat pengajaran menjadi
lebih efektif (Diaz, 2001).
Pendidikan yang Berpusat pada Isu
Dalam
pendekatan ini, murid diajari secara sistematis untuk mengkaji isu-isu yang
berkaitan dengan kesetaraan dan keadilan sosial. Pendidikan ini tidakn hanya
mengklarifikasi nilaim tetapi juga mengkaji alternatif dan konsekuensi dari
pandangan tertentu yang dianut murid.
Pendidikan yang berpusat pada isu terkait erat dengan pendidikan moral.
Pikirkan contoh situasi dimana beberapa murid merasa
tidak nyaman dengan kebijakan makan siang di sebuah sekolah menengah atas (Pang,
2001). Murid yang mendapat subsidi dari
pemerintah federal dipaksa untuk menggunakan bangku khusus di kafetaria, yang
secara otomatis membuat mereka dikenali. Banyak dari murid yangberasal dari
keluarga miskin ini merasa direndahkan dan dipermalukan sehingga bahkan ada
yang tak mau makan siang. Murid-murid itu memberitahu guru tentang apa yang
mereka alami dan kemudian diadakan diskusi. Murid dan guru bersama-sama
menyususn rencana aksi untuk mengatasi persoalan keadilan sosial ini. Rencanya kemudian dipaparkan di dewan sekolah
distrik. Mereka kemudian merevisi kebijakan makan siang di sepuluh sekolah
menengah atas.
Bibliography
John W, S. (2004). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Langganan:
Postingan (Atom)